WARGA Desa Cangko, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, tidak menyangka, apalagi menaruh curiga terhadap D (18) yang diduga ikut terlibat dalam jaringan teroris. Pasalnya, selain usianya masih belia, warga mengetahuinya D merantau ke Jakarta dan berjualan sate keliling.
Pemuda yang masih lajang tersebut, Sabtu (28/9) sekitar pukul 11.00 WIB ditangkap Polisi dari Detesamen Khusus (Densus) 88 anti teror Mabes Polri. Ia ditangkap di rumah orang tuanya di Blok/Desa Cangko, Kecamatan Tukdana. D diduga terlibat jaringan teroris, bahkan berencana akan melakukan aksi teror dengan sasaran kantor polisi.
“Semua warga pada bertanya ada apa ya? Namun, sejumlah polisi itu meminta kami (warga, red) tidak boleh mendekat. Akhirnya kami tahu, kedatangan polisi itu untuk menangkap D yang katanya terlibat teroris,” ujarnya.
Baca: Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Indramayu
Tidak hanya warga, Kepala Desa Cangko, Fatkurahman juga mengaku kaget ketika menerima kabar ada salah seorang warganya ditangkap tim Densus 88 anti teror. Informasi tersebut, kata dia, dari petugas Babin dan Lurah (Kasatgas Keamanan desa).
Dikatakan, sikap dan keseharian D pendiam. Biasa biasa saja. Tidak menunjukkan gelagat yang mencurigakan. “Waktu masih remaja hingga menginjak pemuda, dia kadang ikut komunitas musik underground dan anak punk. Kemudian dia pergi merantau ke Jakarta berjualan sate. Pas Lebaran, dia pulang kampung. Terus gak berangkat berangkat lagi, dan sampai sekarang tinggal di kampung Desa Cangko ini,” jelasnya.
Tim Densus 88 menangkap D dari hasil pengembangan penangkapan terhadap pelaku terduga teroris di Bekasi dan sejumlah daerah lainnya beberapa waktu lalu. Bahkan terduga teroris D, diketahui akan merencanakan penyerangan terhadap kantor polisi. (kom)